Minggu, 18 Maret 2012

Lady Biker (2)

Sebagai pengendara motor wanita di ibu kota, mungkin bisa mengharapkan spesial treatment dari pemakai jalan yg lain, terutama dari para pria. Ehem..
Kadangkala kita merasa harus didahulukan, lebih di hormati atau sekedar dimaklumi. Tapi itu dulu.
Semenjak iklan motor matik menggunakan model cewek yg asiik, wah jadi deh para ladies merasa strong as others. Hayoo berlomba merajai jalanan.
Tapi Jimmy bukan motor matik yg tinggak ngegas ngacir deh. Jimmy masih motor bebek biasa 4 tak.
Karena masih young & fresh waktu itu, wah saya juara banget deh sok nya.
Ga mau di salib.
Kalau ada yg menyalib saya bisa mati2an ngebut untuk nyalib balik. Suatu ketika, terjadi di Bogor.
Jalur dari arah parung agak lengang dengan kondisi jalan yg lebar dan mulus. Jimmy belum lahir saat itu. Masih pakai motor kantor, lumayan inventaris plat hitam. Tiba2 saya disalib dengan suksesnya. tak mau kalah saya salib bailk lah dia, lengkap dengan suara "ngeng" saat tepat di sebelahnya. Jangan dikira saya wanita bisa disalib2 seenaknya ya.  Kurang lebih begitu pesan yg ingin saya sampaikan.
Doi menoleh dan menyalib lagi dengan senyuman. wah ga bisa dibiarkan. Terjadilah salib menyalib antara kami. otomatis kecepatan pun bertambah tanpa disadari.
Nah saat sedang asik2nya balapan tanggung gitu, eh ada pak polisi nyegat kami berdua. disana sudah ada beberapa truk dan motor yg sedang diinterogasi.
Depan belakang kami dipe riksa oleh Pak Pol yg berbeda dan parahnya lagi mereka mengira kami berdua berteman.Alasan Pak Pol, "Loh bukannya kalian tadi barengan dan kelihatan akrab" What?!
Sembarangan
Mungkin bagi pengguna jalan pria, wanita naik motor itu disaster. Karena suka semau2nya sendiri ga pake ukuran. Begitulah yg terjadi pada saya. Tanpa menimbang resiko yg bisa terjadi, saya yg sok ngebut gitu, tetep aja lempeng ngebutnya saat ada mobil sedang putar arah. Otomatis pengendara mobil tersebut mengerem dadakan sambil maki2 walaupun saya ga denger. Hampir aja bemper depan mobil itu mengenai saya. Sedetik saja saya terlambat masuk pasti nabrak!
Ga cukup puas dengan itu, suatu ketika dijalan utama dekat rumah kos, saya membuat manufer dengan putar arah dan langsung ambil kiri seakan motong jalan. Dari arah kiri mengeremlah sebuah motor dg penumpang dua pria berboncengan yang marah2 sambil nunjuk2 saya dengan telunjuknya. Saya ga tau dia marah2 apa karena duo tersebut memakai helm tertutup. Tanpa rasa bersalah saya justru nantang dia dengan mengacungkan jari tengah saya lalu sedikit memainkan gas "ngeng..ngeng.." lalu ngacir, seolah ngejekin dia "wew mau apa lo".
Dengan penuh emosi pengendara motor juga menunjukan jari tengahnya dan mencoba membalap saya atau mengejar saya tepatnya. Tapi apa daya jalanan macet. Posisi yg menguntungkan bagi saya karena saya langsung berzig zag menghindari pengendara motor yg masih nyari2 saya di keramaian. Waduh gawat nih urusannya. Gara2 jari tengah saya, saya dikerjarin orang. Panik melanda. Sebisa mungkin saya nyempil2 diantara mobil, metromini dan bajaj. Saya masih tengak tengok dan orang tadipun juga sama, bahkan dia berdiri agar bisa melihat saya. saya pun masuk ke sebuah gang jalan menuju kos, dan orang tersebut mengenali saya, tapi untunglah dia sudah berada didepan saya dan mereka tak bisa sembarangan berbalik karena macet.
Legaaa bukan main. Sejak saat itu saya berjanji tak akan main2 dengan jari tengah saya. Kapok!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar